Belum genap dua tahun menggawangi kelas eksekutif, medio Juli ini, dua armada incumbent Garuda Mas B 7582 IW dan B 7583 IW dilengserkan dari tampuk pimpinan trayek Pulogadung-Purwodadi-Cepu. Manajemen PO Garuda Mas me-renewal kedua armada ”smiley” tersebut, digantikan dua armada terbaru, yakni E 7937 HA dan E 7527 HA.
Duo armada inilah generasi kesepuluh armada numero one Garuda Mas, yang mulai dikenalkan ke publik transportasi per tanggal 9 Juli 2009 kemarin. Sejak membuka kelas eksekutif di tahun 1990, dengan armada Hino AK berkaroseri IKA (Internasional Karoseri), beragam mesin dan karoseri pernah dicicipi. Mulai Hino RK, MB OH 1113 Prima, MB OH 1521 Intercooler, Hino RG, Hino RK8 dan yang terakhir MB OH 1525 Electric. Setelah mempercayakan karoseri IKA yang telah almarhum untuk dua armada generasi awal, dan sempat memiliki model patriot ala Laksana, nyaris selama 15 tahun terakhir, armada eksekutif Garuda Mas bercirikan Rahayu Sentosa taste. Mulai era Setra, Milenium, Concerto, Celcius dan New Evolution. Namun, semenjak tidak puas dengan performa armada bermesin Hino RK8, dan berpaling pada produk Mercedes Benz OM 906 LA, Garuda Mas mulai Adi Putro minded.
Apa nilai plus plus armada gres Garuda Mas ini?
Selain berwajah New Marcopolo, dengan kelengkapan standar kelas eksekutif, dibenamkan fasilitas yang ekslusif, yakni kursi pijat. Dua kursi pijat bermerk Ogawa Smartmate ini diletakkan di dalam smooking area, memanjakan penumpang yang ingin melakukan relaksasi, membebaskan diri dari rasa pegal-pegal dan mengendurkan otot-otot tubuh yang tegang.
Meski terkesan kursi tambahan dari kapasitas tempat duduk yang ada (28 seat), namun kursi ini tidaklah dijual. Hanya dikhususkan untuk service bagi penumpang.
“Kami tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan pelanggan setia kami. Kami akan terus berimprovisasi, agar armada kami semakin nyaman dan berkelas,” janji salah satu petinggi pool Garuda Mas Pulogadung, yang sering dipanggil bos kecil oleh bawahannya. “Untuk layanan istimewa ini, kami tidak membebankan harga tambahan untuk tiket. Freeuntuk menikmatinya,”
Sewaktu penulis berkesempatan merasakan pijatan shiatsu dari robotical massage chair Garuda Mas, memang benar-benar sensasional. Saat tubuh terayun-ayun buaian suspensi bis, tubuh terasa rileks dengan pijatan lembut di sekujur punggung. Darah terasa lancar mengalir dan titik-titik akupuntur yang terstimulus memperkuat sistem syaraf dan otot bekerja. Worth untuk terapi kelelahan yang diakibatkan oleh perjalanan panjang. Layak kalau fasilitas bis-bis AKAP disempurnakan dengan layanan ekstra ini.
Tak bisa dipungkiri, lima tahun terakhir ini lompatan prestasi Garuda Mas terbilang spektakuler. Setelah membangunan kemudian mengkokohkan wilayah bisnisnya di daerah timur tenggara Jawa Tengah, perlahan tapi pasti hegemoni PO yang berhomebase di Kedaung Cirebon ini semakin nyata.
Soal pemilihan mesin untuk armada terbaru, Garuda Mas aspiratif terhadap karakter penumpang, yang terlanjur berfatwa “mau nyaman ya naik mercy”. Seolah tidak mau berhenti melakukan inovasi dalam menebar pesona kepada penumpang, armada kelas Bisnis dan VIP diupgrade sosoknya, dengan mesin buatan Jerman berkaroseri New Marcopolo Adi Putro.
Termasuk penambahan kursi pijat untuk kelas eksekutif. Bahkan, dalam sepengetahun penulis, Garuda Mas adalah bis AKAP pertama di Indoensia yang memberikan fasilitas “wah” ini. Bisa jadi, ke depannya, tren shiatsu on the roadsakan diikuti PO-PO lain. Sedang untuk kelas ekonomi, sekarang ini Garuda Mas memberangkatkan hampir sepanjang malam saat weekend. Hampir tiap jam diberangkatkan armada ekonomi plus toilet, dengan beragam jurusan semisal Gemolong, Tayu, Sukolilo, Purwodadi, Blora dan Cepu.
Hasil kerja dan tetes keringat segenap keluarga besar Garuda Mas berbuah manis. Faktanya jalur Purwodadi-an telah dihijaukan oleh kepak-kepak sayap burung Garuda.
Bagaimana dengan nasib bis B 7582 IW dan B 7583 IW? Downgrade-kah? Dilegokah? Ganti status jadi armada cadangankah?
“Garuda Mas akan menambah armada eksekutif untuk Cepu Mas. Akan ada dua armada untuk sekali pemberangkatan. Meski untuk sementara, hanya saat hari-hari ramai penumpang, seperti menjelang weekend, libur sekolah atau lebaran. Rencananya, bis kedua akan berangkat jam 4 sore, baik arah Jakarta atau Cepu. Ini demi menanggapi keluhan penumpang, yang menganggap pemberangkatan Garuda Mas terlalu “siang”, papar Pak Alan, sopir senior yang menerbangkan Garuda Mas flight number 7937 HA, saat armadanya penulis tunggangi dalam perjalanan ke Blora, hari Jumat (17/7) kemarin.
Great news!!! Setelah beredar berita Pahala Kencana menutup kelas eksekutif Bojonegoro-Cepu-Pulogadung, lahirlah Garuda Mas yang akan menambal jumlah kursi yang ditinggalkan Si Ombak Biru.
0 Response to "Shiatsu Message di Bus Kenapa Tidak"
Posting Komentar